MUNYUUUUKKK!!!!

Nostalgia SMA Kita

07 Februari, 2008

That's What Friends Are For


"Jangan Pernah Merasa Tua!"
Inilah kami. Mei 2008 genap 10 tahun kami berpisah, secara
de yure. De yure? Ya, 10 tahun yang lalu kami dinyatakan lulus oleh SMA/SMU tempat kami sekolah dulu. SMU Muhammadiyah 2 Jogjakarta. Biasa kami sebut MoeHA Jogja! Dan kenapa Mei? Mudah saja mengingatnya; Mei 1998 merupakan peristiwa besar negeri ini, lengsernya presiden ke-2 Indonesia, Soeharto. Dan bergaungnya semangat reformasi. Namun, secara de Facto, kami masih sering bertemu atau sekedar mengingatnya saja, sambil senyum-sebyum sendirian, mengingat kepolosan masa SMA yang begitu indah.


MOEHA. Letaknya agak ke tengah dari kota Jogjakarta. Dari Lapangan sepakbola Mandala Krida, tinggal lurus ke selatan. Atau dari depan Taman Makam Pahlawan Kusumanegara, tinggal lurus ke Utara. Sekolahan kami berwarna hijau. 2 lantai di bagian depannya dan 3 lantai jika kalia masuk ke dalam.


Benar kata orang; “Masa SMA adalah masa yang paling indah!”. Jika masa SMA anda tidak indah, atau malah suram, maka kami mengucapkan turut berduka cita atas babak hidup anda yang anda sia-siakan itu! Di SMA inilah babak terindah dalam alur hidup kami. Semangat muda yang menggejolak. Pembentukan karakter sebenarnya. Karena saat menjadi mahasiswa, kita tinggal memperhalus saja. Saat semuanya dilakukan tanpa banyak berpikir panjang. Yang kami tahu adalah tertawa… tertawa… tertawa… dan tertawa!

Ssss…. Pelajaran di kelas hanya selingan saja!


Kami masuk MOEHA tahun 1995. Satu kelas dalam kelas G. Kelas buangan. Hanya 3 kelas dari belakang. Kelas kami bukan kelas unggulan seperti kelas A dan B. Semi unggulan pun bukan, seperti kelas C dan D. Kami hanya kelas buangan, paling tidak menurut seorang guru yang tak perlu saya sebutkan namanya (lagian dia gak pernah mengajar kita, dia hanya mengajar di kelas unggulan). Kami adalah kelas 1 G.


Disanalah kami waktu pertama kali masuk. Kelas kami di atas kantor guru di lantai dua. Wali kelasnya ibu Umi Tugas, orangnya kurus dan kecil. Kalau bicara kadang ketus. Beliau mengajar mata pelajaran ekonomi. Hanya dalam hitungan hari. Secara tidak langsung kami sudah memperlihatkan kekompakan dan kelucuan-kelucuan kami. Kakak kelas yang menjadi pemandu kami saat OSPEK pun bangga dengan kekompakan kami. Kekompakan inilah yang akhirnya menjadika kami seperti saudara.


Naik ke kelas dua. Semuanya naik kelas! Kami pun menempati gedung sayap Selatan, disamping parkiran motor. Jadi jika pagi hari pasti sangat ramai, apalagi jika bubaran sekolah. Sekarang kami di kelas 2 G. di lantai satu. Memang tak nyaman, karena ramai. Maklum kelas buangan. Tapi bersama teman-teman, semuanya asik dilalui. Wali kelas kami sekarang Pak Indro Suwarno, beliau mengajar mata pelajaran Geografi. Dulu pak Indro juga pernah mengajar kami waktu di kelas 1 G. orangnya lucu dan mengajarnya enak. Kami pun suka. Maka saat diumumkan bahwa dia jadi wali kelas kami, kami pun gembira sampai loncat-loncat meja, jingkrak-jingkrak dan bersorak sorai lalu merayakannya dengan pesta mie ayam. Kami pun sampai memberikan nama bagi kelas kami yaitu ADIDAS : Anak Didik Indro Suwarno. Namun… ternyata dia ta seasik kelihatannya. Peraturannya norak dan kadang susah diterima akal. Lama kelamaan kami pun sebal! Jika mengajar, kami malah membayangkan sebuah bola bundar yang sedang di depan kelas lagi mondar-mandir yang tiap mengeluarkan suara pasti keluar air. Kami pun memberikan julukuan “Samo Hung”. Seperti bintang film Cina yang berbadan tambun dan bertindak bodoh.


Kelas 3 adalah babak yang tak kalah seru dengan 2 tahun sebelumnya. Kami semuanya tetap naik kelas. Hanya sayangnya, dari kelas G kami harus berpisah dengan 11 teman kami. Ke 11 teman kami itu masuk kelas IPA (kelas IPA 5), dan sisanya masuk kelas IPS (kelas IPS 3). Sebagai gantinya, kami mendapatkan 11 teman baru, ex. Kelas H (lebih buangan donk dari kelas G?... ndak.. sama aja! Kami sama-sama buangan kok!). Ternyata ex. Kelas H itu mulanya takut memasuki kelas yang isinya sebagian besar ex. Kelas G. karena menurut mereka, kelas G adalah kelas paling rusuh, paling rame, suka ngerjain guru, paling heboh, paling…. Hingga terlihat seperti anak nakal… tapi… nanti dulu! Kami akhirnya menjadi satu IPS 3. Posisi kelas kami tak kalah buruknya dengan kelas 2 G dulu. Sekarang kami di lantai 2 sayap Barat, dekat dengan WC yang jarang di siram hingga baunya sampai di kelas kami. Yang jarang mandi jadi bisa ngeles deh! Yang rajin mandi jadi punya parfum baru! Tak lupa juga, kami menamai kelas kami menjadi EXSIST; Executive Social Three. Nama “EXSIST” diambil dari nama band Malaysia yang sedang kondang ketika kami duduk di kelas 2 G. Band-nya sangat jelek, lagunya pun jelek, video klipnya juga jelek, liriknya jelak, mukanya jelak, modelnya jelek, settingnya jelak dan kami pun membenci band itu! Hingga kami mengabadikannya menjadi nama kelas kami… LHOH?!!

Wali kelas kami sekarang adalah ibu Sufi, beliau mengajar mata pelajaran PPKN (Pendidikan Pancasila dan Kewarga Negaraan). Beliau adalah wali kelas kami yang paling cantik dan paling lembut. Suaranya sangat lembut, hingga tak jarang, beberapa dari kami pun tertidur pulas saat beliau mengajar.


Begitulah garis besar dari perjalanan kami semasa SMA. Cerita lebih lengkap akan ada dalam tulisan-tulisan lain yang dibuat oleh teman-teman sendiri. Cerita lucu atau mengharukan. Cerita horror atau cerita cinta. Tentang tingkah laku konyol dan norak. Tentang kebodohan-kebodohan perilaku yang selalu membekas di otak kami. Tentang pertemanan dan persahabatan. Tentang persaudaraan. Tentang kami. Semuanya kami melalui semuanya dengan senang. Saat sekolah dulu, liburan adalah malapetaka bagi kami, karena kami akan sangat merindukan. Sakit pun akan disesali, karena kita tak bisa bertemu teman-teman. Tak jarang juga, kami memaksakan diri untuk masuk sekolah karena di sekolahan kok malah sembuh. Walaupun bisa tidur sejenak di kamar UKS sambil mengajak teman yang tidak sakit. Kami pun saling membantu, apalagi jika berurusan dengan ujian. Kesetiakawanan kami tak diragukan, palagi jika dipanggil guru BP. Kekompakan kami juga yahud, apalagi kalau mbolos sekelas hanya untuk makan pecel di Babarsari. Kenekatan kami pun mumpuni, kami sering pergi tanpa planning. Jika disebut teman. Hmmm… rasanya salah juga, karena hubungan kami bukan sekedar pertemanan. Kami adalah SAUDARA!


Web ini dibangun untuk mengumpulkan nostalgia-nostalgia yang kini terpisah-pisah. Mungkin beberapa ada yang sudah melupakannya. Namun saya rasa sulit untuk lupa, kecuali jika dia sangat pelupa. Tapi saya berani jamin, orang paling pelupa di sini masih akan teringat masa SMA-nya.


Foto-foto, memorabilia dan cerita-cerita di sini adalah hasil pengumpulan dengan cara gerilya atau terang-terangan memintainya dari teman-teman kami tercinta. Jika teman-teman ada mempunyai foto atau benda atau cerita, bisa dikirimkan dalam bentuk file (barang aslinya bisa anda simpan sendiri buat kenang-kenangan) melalui email; inidhanan@yahoo.com kami akan menerima dengan senang hati. yang kemudian akan diposting di website ini untuk dinikmati bersama. Mari kita berbagi kesenangan lagi. Membawa kita sedikit melayang kepada masa muda yang ceria. Mengingatkan kita akan semangat hidup. Dan jangan merasa tua, walaupun jika kau memang benar telah tua bangka. Percayalah jiwa muda ini akan selalu memberi semangat kepadamu.



foto atas:
Perpisahan di Tawangmangu, beberapa hari setelah pengumuman kelulusan. Dipotret oleh Bodhong, dengan tiga orang tersisa berlarian untuk dapat berfoto bersama. Namun sayangnya, ini adalah film terakhir dari roll film itu. Acara ini juga diikuti oleh beberapa teman dari kelas lain.

Tidak ada komentar: